Pages

Sabtu, 12 Februari 2011

Belajar seru bareng MultiPoint yuk !

Saat ini, MultiPoint telah diterapkan pada empat sekolah di Yogyakarta yaitu: SD Ungaran 2SD Muhammadiyah SapenSD Muhammadiyah Condong Catur dan SD Serayu. Keempat sekolah ini menjadi lokasi penerapan yang pertama di Indonesia.
Anda mungkin bertanya-tanya seperti apa bentuknya. MultiPoint adalah teknologi yang bertujuan memperkecil rasio antara siswa dan komputer plus membuat suasana belajar lebih menyenangkan. Dengan demikian, satu kelas hanya membutuhkan satu set komputer yang terhubung dengan (maksimal) 40 tetikus dan proyektor untuk menampilkan materi pelajaran ke layar/dinding.
Setiap siswa bisa menggunakan tetikusnyanya masing-masing sehingga pengajaran bisa berlangsung secara interaktif. Masing-masing tetikus ini mempunyai pointer sendiri berbentuk icon-icon yang lucu dan nama masing-masing siswa. Tidak perlu antre untuk mengklik pilihan jawaban, karena setiap klik masuk ke “account”-nya sendiri.
Teknologi ini memungkinkan guru menciptakan bahan pengajaran yang menarik. Semacamslide power point, tapi lebih interaktif berkat aplikasi Mouse Mischief (dulunya Mighty Mice). Mouse Mischief ini dilengkapi dengan template yang memudahkan guru membuat materi pengajaran. Keluarannya apa? Bayangkan guru menampilkan materi pengajaran (bisa berupa teks, gambar dan video) menggunakan slide yang diproyeksikan ke layar, lalu para siswa bisa “menyentuh” dan menjawab pertanyaan dengan tetikusnya masing-masing.
Prakteknya, MultiPoint memungkinkan seluruh siswa ikut ambil bagian dalam proses belajar & berinteraksi tanpa harus menunggu giliran. Tak usah berebut lagi, karena semua bisa kebagian. Guru bisa menayangkan soal ujian, siswa meng-klik jawaban lalu score-nya diketahui beberapa detik kemudian. Menyenangkan!
Apakah kemudian fungsi lab komputer jadi tergantikan? MultiPoint cocok diterapkan pada sekolah-sekolah yang belum mempunyai fasilitas lab komputer sendiri. Manfaatnya memberikan pengalaman pada siswa untuk berinteraksi dengan dan belajar menggunakan komputer. Dari segi investasi, tentu MultiPoint lebih irit ketimbang membeli komputer untuk setiap siswa. Lab komputer memang lebih banyak memberikan kegunaan, tapi MultiPoint ini bagus sebagai awalan.


Salah satu bagian dari penyelenggaraan MultiPoint pada sekolah-sekolah tersebut adalah pelatihan untuk guru-guru. Mereka mendapat pembekalan mengenai MultiPoint dan menyusun materi pengajaran yang menarik. Guru-guru inilah yang kemudian menyebarkan keterampilan kepada guru-guru lain di sekolahnya masing-masing. Ari Budiyanto dari SD Muhammadiyah Condong Catur telah mempraktekkannya.
Teknologi ini tentunya akan lebih tepat guna bila diterapkan pada sekolah yang minim fasilitas. Pada sekolah yang masih menganggap komputer sebagai barang mewah atau belum punya akses ke sana. Bisa mendapat manfaat ganda, namun tidak boros di urusan dana. Ke depannya, mungkin teknologi semacam ini bisa diterapkan pada lembaga pendidikan nonformal, misalnya Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) yang menjadi alternatif masyarakat memperoleh pendidikan. Bagaimana menurut pendapat anda?
Saksikan juga video MultiPoint di SD Muhammadiyah Sapen di blog Sekardus Ide.

0 komentar:

Posting Komentar